Dengan niat menyulap Baku, Ibu Kota Azerbaijan, menjadi
destinasi premium dan sentra ekonomi baru, Presiden Ilham Aliyev
menggelontorkan sekitar $6 miliar per tahun untuk mendanai proyek-proyek
arsitektur. Garapan terbarunya, dan mungkin yang paling kolosal, didedikasikan
bagi ayahnya sekaligus perumus ideologi negeri, Heydar Aliyev.
Setelah tujuh tahun dikonstruksi, Heydar Aliyev Center resmi
dibuka pada akhir 2013, saat warga Azerbaijan mengenang satu dekade kepergian
sang tokoh nasional. Kompleks seluas 11 hektare ini menampung museum, ruang
pamer, serta auditorium. Misi utamanya adalah mempromosikan ideologi yang
ditanamkan Heydar Aliyev sekaligus mendukung perkembangan studi sejarah dan
kebudayaan di negara kaya minyak Azerbaijan.
Zaha Hadid, arsitek tersohor kelahiran Irak, dipilih untuk
menerjemahkan misi tersebut. Dan dia menjawabnya melalui rekayasa sipil yang
lebih memprioritaskan wujud ketimbang struktur. Berkolaborasi dengan sang
mitra, Patrik Schumacher, Hadid bermain-main dengan lekukan untuk menciptakan
efek likuid. Hasilnya adalah bangunan yang seolah bersifat organik, mirip ameba
raksasa yang tiba-tiba membeku.
Disandingkan dengan area sekitarnya yang dihuni struktur
langsing, Heydar Aliyev Center lebih menyerupai arenaskateboard alien yang
terdampar di bumi. Estetika hiper-modern Hadid berhasil melambungkan Heydar
Aliyev Center sebagai monumen baru bagi sebuah negara yang sedang giat menatap
masa depan, sembari meninggalkan masa lalunya yang kontroversial. Kita pun
membaca pesan-pesan politis yang terselip di tubuh bangunan. Hadid menciptakanlandmark tanpa
sudut, sebuah desain yang menyiratkan semangat Azerbaijan untuk meniadakan
batas bagi ambisinya merengkuh zaman baru.
Panel-panel yang mengalir harmonis di sisi eksterior dan
interior ditujukan untuk mengirimkan pesan bahwa Heydar Aliyev Center merupakan
ruang bersama yang menyambut semua golongan. Sementara warna putih yang
mendominasi tubuh gedung menyimpan harapan akan masa depan yang lebih cerah
bagi Azerbaijan, sebuah negara yang di awal abad ke-20 memasok hampir separuh
produksi minyak dunia. Dari Baku, kejayaan itu dikenang dan hendak diulang.
0 komentar:
Posting Komentar