Ada beberapa konsep utama yang dianut oleh sang arsitek sekaligus sang pemilik rumah :
1. Mengoptimalkan penggunaan material bambu.
2. Menghormati alam dan lingkungan sekitar.
3. Menggunakan material bekas
Konsep yang pertama ditunjukkan dengan penggunaan material bambu sebagai lantai. Bambu dapat diaplikasikan sebagai lantai dengan banyak cara. Pada Lantai eksterior, batang bambu dipergunakan secara utuh dan diletakkan berjajar pada tumpuan beton, kayu, atau baja.
Unsur Bambu juga ditemukan pada teras. Plafond berasal dari belahan bambu yang disusun secara apik dan memperlihatkan estetika dari bambu itu sendiri. Anyaman bambu juga diaplikasikan sebagai penutup ventilasi. Pada lantai interior, bambu dipergunakan sebagai penutup lantai. Bambu dengan sistem ini, juga digunakan sebagai anak tangga dan penutup lantai mezzanin.
Bambu sebagai penutup lantai anak tangga |
Mezzanin |
View dari mezanin ke arah vide |
Aplikasi konsep yang kedua dapat dilihat dari penataan massa bangunan. Rumah ini memiliki dua massa bangunan utama yang terletak di sebelah timur dan barat. Sengaja dipecah demikian demi menghindari penebangan 9 batang pohon cengkeh eksisting yang sudah berumur 35 tahun. Di antara kedua massa bangunan tersebut dihubungkan dengan sebuah jembatan semi permanen yang mempergunakan material baja dan bambu.
Deck penghubung 2 masa |
Area ruang tidur terletak di lantai atas yang memiliki privasi lebih tinggi. Warna cream terlihat mendominasi ruangan ini, karena warna ini dapat memberikan kesan simpel dan nyaman. View dari bukaan ruang tidur ini pun cukup menarik. Dari sini dapat dilihat pemandangan pegunungan kota Bandung yang asri. Bambu juga digunakan sebagai penutup ventilasi. Anyaman bambu dengan kerenggangan yang dapat disesuaikan bisa dipergunakan sebagai penutup ventilasi.
Respon terhadap lingkungan juga diperlihatkan dari minimalnya bukaan di arah barat dan timur yang notabene identik dengan panas matahari. Bukaan dominan ke arah utara dan selatan yang memiliki view paling indah. Ke arah selatan kita akan dapat melihat view ke arah Kota Bandung, sedangkan ke arah utara adalah view ke arah pegunungan.
View dari ruang tamu ke arah Kota Bandung |
Bukaan bale-bale dengan view pegunungan |
Area ruang tamu mempunyai satu bidang dinding yang dapat dibuka secara penuh yang bertujuan untuk memaksimalkan kontinuitas ruang dalam dan ruang luar bila diperlukan. Bukaan ini menggunakan material bambu dan disebut sebagai sliding door / sliding wall.
Bambu sebagai elemen pelapis dinding. |
Anyaman bambu dapat pula dipergunakan sebagai pelapis bidang dinding yang memerlukan akses, misalnya di area dapur. Anyaman bambu tinggal ditempelkan begitu saja mempergunakan paku atau sekrup ke area dinding yang diinginkan. Pemberian anyaman bambu ini juga mempercantik dekorasi dapur dan memberikan kesan alami namun tetap elegan.
Belahan-belahan bambu yang disusun dipergunakan sebagai pelapis plafond. Motif yang terbentuk dari belahan bambu yang tidak beraturan bisa menimbulkan efek visual yang khas dan menarik.
Detail |
Konsep yang ketiga adalah penggunaan beberapa material bekas, antara lain adalah penggunaan balok dan papan kayu rasamala bekas, tulangan besi bekas, multipleks bekas, kaca etsa bekas, dan genteng palentong jatiwangi bekas.
Material bekas yang dipergunakan |
Bamboo plastered wall |
Pemasangan wiremesh pada plastered bamboo wall |
Bamboo slab concrete |
Sebagian besar dinding di rumah tersebut tidak mempergunakan finishing, dan mengekspose warna asli semen yang dipergunakan sebagai plesteran dan acian. Dengan volume beton struktur yang lebih efisien serta finishing semen ekspose, maka diperlukan kecermatan dalam pelaksanaan dan pemilihan semen dengan kualitas yang baik.
Demikian ulasan lengkap mengenai material bambu yang dipergunakan secara komprehensif dalam sebuah rumah tinggal. Penggunaan bambu serta beberapa material bekas pada rumah ini, bisa menghemat biaya konstruksi hingga 30% bila dibandingkan dengan rumah dengan sistem konvensional.
0 komentar:
Posting Komentar